Bimbingan untuk Anak Berkebutuhan Khusus dalam Pendengaran

Seseorang yang mengalami gangguan pada pendengaran disebut tunarungu. Mereka mengalami kehilangan pendegaran yang bertahap, yaitu ringan, sedang, dan berat. Pada tunarungu ringan baiasanya pendengarannya terbatas pada 35dB, sedangkan untuk tunarungu sedang pada 70dB, dan untuk tunarungu total ia benar-benar tidak bisa mendengar apapun.
Karakteristik fisik anak tunarungu tidak berbeda dengan anak yang normal. Namun perbedaan akan terlihat saat mereka berbicara. Biasanya mereka bicara tanpa suara atau dengan suara yang kurang jelas artikulasinya.

Penyebab seseorang mengalami tunarungu diantaranya karena bawaan/keturunan, karena penyakit, atau karena kecelakaan. Anak yang tunarungu memiliki IQ yang sama dengan anak normal. Walaupun mereka memiliki kekurangan, tetapi mereka diberikan kelebihan dalam visual dan rasa yang diwujudkan dalam indra penglihatan dan indra perasa. Hal-hal yang harus diperhatikan guru saat menghadapi anak yang tunarungu diantaranya, guru tidak boleh membelakangi anak saat berbicara karena anak tunarungu akan melihat gerakan bibir seseorang untuk mendapat informasi yang dibicarakan. Saat berbicara pun guru sebaiknya menggunakan volume biasa, namun dengan artikulasi yang jelas.

Diadakan speech therapy untuk mengajarkan anak berbicara, sebab guru harus bisa memaksimalkan potensi yang masih ada. Bagi anak tunarungu yang masih tingkat sedang dapat dibantu dengan hearing aid sehingga ia bisa mendengar. Dalam sekolah inklusi pun dapat diadakan Bina Komunikasi Presepsi Bunyi dan Irama (BKBI) dan Bina Wicara untuk melatih mereka berbahasa.

SHARE ON:

    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment