Model Layanan Pendidikan Inklusif

Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi terdapat tiga model layanan yang diberikan. Pertama, layanan kelas khusus yaitu kelas khusus sepanjang hari dan kelas khusus mata pelajaran tertentu. Pada kelas khusus sepanjang hari biasanya diisi oleh anak-anak yang mengalami gangguan mental jenis berat. Jumlah anak dalam kelas ini antara 10-20 orang. Pada kelas khusus mata pelajaran terntentu biasanya diisi oleh anak-anak cerdas yang memiliki IQ tinggi. Merekea membutuhkan layanan belajar khusus karena kemampuan mereka diatas anak normal.
Model layanan kedua, yaitu ruang sumber. Ruang sumber merupakan tempat untuk menangani anak-anak yang mengalami kesulitan, baik itu anak normal ataupun ABK. Dalam ruang sumber terdapat banyak sumber-sumber belajar dan media belajar. Misalnya sumber fisioterapi, sumber untul terapi bicara, dll. Model layanan ketiga yaitu kelas reguler. Kelas reguler merupakan kelas biasa dimana anak belajar bersama dengan anak normal. Kelas ini bertujuan untuk mengubah citra ABK agar tidak dieksklusifkan. Di kelas ini anak normal akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan ABK.

Selain model layanan yang diberikan, ada juga model penempatan. Pertama, model reguler dengan integrasi penuh. Model ini diisi oleh anak-anak berIQ tinggi dan anak yang mengalami kelainan yang tidak terlalu parah (masih dalam tahap awal). Di kelas itu harus terdapat satu guru yang memiliki pengetahuan tentang ABK untuk menjadi pembimbing mereka saat belajar. Kedua, kelas reguler dengan cluster. Biasanya berisi 2-4 orang ABK yang kelainannya bisa pada tahap awal, tengah, maupun tinggi. Dalam kelas ini, terdapat guru khusus yang mendampingi ABK. Ketiga, kelas reguler dengan full out. Di kelas ini, anak yang mengalami kesulitan akan dibawa ke ruang sumber. Keempat, kelas reguler dengan full out dan cluster. Pada kelas ini, ada kekhususan tertentu dan anak yang mengalami kesulitan akan dibawa ke ruang sumber. Ke lima, kelas reguler dengan kelas khusus. Terdiri dari kelas khusus sepanjang hari dan kelas khusus mata pelajaran tertentu. Ke enam, kelas khusus dengan integrasi dimana ada mata pelajaran tertentu yang bisa diintegrasikan dengan kelas normal, misalnya menyanyi atau kerajinan.

Dalam mengadakan model layanan pendidikan inklusi, dibutuhkan guru yang memiliki pengetahuan luas tentang ABK sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan ABK menjadi dihargai dan dapat berbaur dengan anak normal.

SHARE ON:

1 comments: